Seiring
perkembangan zaman, teknologi komputer sangat dibutuhkan untuk
memecahkan suatu masalah baik dalam skala besar maupun skala kecil.
Misalnya dalam penyelesaian masalah besar seperti perhitungan intensif
perkiraan cuaca, dibutuhkan sumber daya komputasi yang berkinerja tinggi
(high performance computing), contohnya seperti super computer dan
multi computer. Pada super computer yang memiliki spesifikasi yang
bekinerja tinggi, untuk memenuhi komputer yang berspesifikasi seperti
itu dibutuhkan komponen-komponen yang sesuai dengan kinerja komputer
tersebut. Padahal komponen-komponen yang seperti itu hanya bisa
didapatkan dengan harga yang relatif tinggi, sehingga hanya sedikit dari
peneliti yang dapat memilikinya atau menggunakannya. Dalam
perkembangannya sistem komputasi dari sisi perangkat lunak maupun
perangkat keras yang berkinerja tinggi sangat dibutuhkan oleh user atau
pengguna. Pengguna tidak lagi harus menggunakan super computer dengan
harga yang mahal tetapi cukup dengan grid computing, semua layanan yang
ada pada super komputer dapat dipenuhi pada grid computing, apalagi
dengan adanya sumber informasi yang saling terhubung maka akan
meningkatkan kinerja grid computing.
Sedangkan
multi komputer merupakan suatu sistem komputer yang terkoneksi dalam
suatu jaringan. Multi komputer lebih terjangkau dibandingkan dengan
super komputer, tetapi banyak kelemahan dibandingkan super komputer
maupun grid computing yaitu dalam hal pemakaiannya yang terbatas. Selain
itu sistem komputer ini masih menggunakan sistem jaringan umum yaitu
Local Area Network (LAN) yang telah kita ketahui dalam sistem jaringan
LAN banyak kelemahan yang terdapat di dalamnya. Salah satunya kelemahan
utamanya adalah dalam jaminan keamanan jaringan. Selain itu kelemahan
dari sistem multi komputer adalah perangkat lunak yang terdapat di
multi komputer yang memungkinkan komputer bekerja dalam satu kesatuan
yang memiliki spesifikasi rumit, sehingga user atau pengguna harus
mempunyai suatu keahlian khusus dalam pemanfaatan sistem komputer
tersebut.
Bagi
para peneliti di negara-negara yang kemampuan ekonominya terbatas maka
solusi yang diberikan oleh teknologi grid computingini merupakan suatu
alternatif yang harus dipertimbangkan dengan amat serius. Pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk yang dilakukan dengan
menggunakan bantuan komputer, tidak harus terhenti hanya karena
keterbatasan dana. Teknologi grid computingmemungkinkan para peneliti
memanfaatkan sumber daya komputasi yang telah ada semaksimal mungkin.
Dengan menggunakan teknologi ini, para peneliti dapat menggabungkan
komputer-komputer yang berada di tempat-tempat yang secara geografis
terpisah menjadi suatu kesatuan sistem komputer. Gabungan banyak
komputer ini secara keseluruhan mampu menyediakan sumber daya komputasi
yang setara atau bahkan lebih dengan komputer berkategori super
komputer.
Lebih
lanjut, sistem komputer ini dapat digunakan secara bersama-sama oleh
para peneliti yang juga berasal dari instansi-instansi yang lokasinya
berlainan. Secara keseluruhan, teknologi grid computing tidak saja
memungkinkan para peneliti untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan biaya yang relatif terjangkau, tetapi juga dapat
memanfaatkan sumber daya komputasi yang ada seefisien mungkin secara
bersama-samaoleh banyak peneliti. Jadi setiap orang melalui jaringan
grid dapat berpartisipasi sebagai partner aktif dalam proses
pengembangan dan memajukan penelitian dan teknologi. Dari permasalahan
diatas, maka perlu dicarikan suatu solusi dimana suatu sistem komputer
yang memenuhi kriteria seperti harga yang terjangkau , keamanan
terjamin, mudah digunakan dan tentu dengan sistem kinerja yang tinggi.
Salah satu yang ditawarkan adalah grid computing.
Implementasi
grid telah dilakukan oleh sebagian besar negara di dunia. Hongkong yang
telah mengimplementasikan grid computing dengan tujuan sebagai R&D
Grid, grid bagi institusi pemerintahan, dan industri serta grid untuk
berhubungan dengan partner negara lain di lingkungan Cina dan
Asia-Pasifik. Sedangkan Indonesia sendiri sudah memulai riset tentang
grid pada tahun 2006 dengan diusulkannya sebuah infrastruktur grid
tingkat nasional (RI-GRID). RI-GRID yaitu infrastruktur komputasi grid
di tingkat negara Republik Indonesia yang bertujuan memanfaatkan sumber
daya komputasi yang berada di institusi-institusi penelitian baik saat
ini maupun di masa akan datang sehingga dapat digunakan oleh para
peneliti di negara ini untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hingga saat ini telah berkembang lagi menjadi in grid
(Inherent Grid) yaitu grid yang berdiri pada jaringan inherent (sistem
jaringan antar perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia).
Grid
computingsebenarnya merupakan sebuah aplikasi pengembangan dari
jaringan komputer (network). Hanya saja, tidak seperti jaringan komputer
konvensional yang berfokus pada komunikasi antar pirati, aplikasi pada
grid computing dirancang untuk memanfaatkan sumber daya pada terminal
dalam jaringannya. Grid computing biasanya diterapkan untuk menjalankan
sebuah fungsi yang terlalu kompleks atau terlalu intensif untuk
dikerjakan oleh satu sistem tunggal.
2.1 Definisi Grid Computing
Definisi Grid Computing menurut beberapa sumber, yaitu:
1.
Komputasi Gridadalah penggunaan sumber daya yang melibatkan banyak
komputer yang terdistribusi dan terpisah secara geografis untuk
memecahkan persoalan komputasi dalam skala besar.
(http://id.wikipedia.org)
2.
Komputasi gridadalah infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak
yang dapat menyediakan akses yang bisa diandalkan, konsisten, tahan lama
dan tidak mahal terhadap kemampuan komputasi mutakhir yang tersedia. (The Grid 2: Blue Print for a New Computing Infrastructureyang ditulis oleh Ian Foster dan Carl Kesselman)
3. Grid computingmerupakan sebuah sistem komputasi terdistribusi, yang memungkinkan seluruh sumber daya (resource)
dalam jaringan, seperti pemrosesan, bandwidth jaringan, dan kapasitas
media penyimpan, membentuk sebuah sistem tunggal secara virtual.
2.2 Struktur Grid Computing
Grid computing merupakan sistem komputer dengan sumber daya yang
dikelola dan dikendalikan secara lokal. Dimana sumber daya ini berbeda
dalam hal kebijakan dan mekanisme yaitu mencakup sumber daya komputasi
yang dikelola oleh sistem batch berbeda, sistem storage berbeda pada
node berbeda. Kebijakan berbeda dipercayakan kepada user yang sama pada
sumber daya berbeda pada Grid. Grid computing memiliki sifat alami
dinamis artinya Sumber daya dan pengguna dapat sering berubah.
Grid
computing dibangun dengan cara menggabungkan seluruh sistem komputasi
grid yang ada di institusi-institusi penelitian menjadi sebuah kesatuan.
Pengaturan hardware dan software pada masing-masing
sistem di tingkat institusi kemungkinan berbeda, namun dengan
menjalankan teknologi Grid computing dengan menggabungkan simpul-simpul
penghubung dari masing-masing sistem, maka akan terbentuk sebah kesatuan
sumber daya komputasi grid. Dengan ini berarti pengguna pada suatu
institusi dapat memanfaatkan sumber daya komputasi yang berada di luar
institusinya. Salah satu syarat dari pembentukan grid computing adalah
adanya suatu backbone jaringan berkapasitas besar untuk menghubungkan
simpul-simpul penghubung (memiliki lebar pita mulai dari 2 Mbps sampai
dengan 155 Mbps).
2.3 Karakteristik Sistem
Ian Foster dalam jurnalnya tentang "What is grid?" menjelaskan ada 3 karakteristik atau ciri utama dari suatu sistem grid, yaitu :
Ian Foster dalam jurnalnya tentang "What is grid?" menjelaskan ada 3 karakteristik atau ciri utama dari suatu sistem grid, yaitu :
1. Tidak ada kontrol terhadap resource yang controlized
2. Memiliki kesamaan standar protokol, misal TCP/IP
3. Memberikan layanan yang canggih (non trivial QoS)
Tiga
hal yang di-sharing dalam sebuah sistem grid, antara lain : Resource,
Network dan Proses. Kegunaan atau layanan dari sistem grid sendiri
adalah untuk melakukan high through put computing dibidang penelitian,
ataupun proses komputasi lain yang memerlukan banyak resource komputer.
2.4 Jenis-jenis Grid Computing
Jenis-jenis atau komponen-komponen grid computing adalah:
1. Gram (Grid Resources Allocation & Management)
Komponen
ini dibuat untuk mengatur seluruh sumberdaya komputasi yang tersedia
dalam sebuah sistem komputasi grid. Pengaturan ini termasuk eksekusi
program pada seluruh komputer yang tergabung dalam sistem komputasi
grid, mulai dari inisiasi, monitoring, sampai dengan penjadwalan dan
koordinasi antar proses yang terjadi dalam sistem tersebut. Juga dapat
berkoordinasi dengan sistem-sistem pengaturan sumber daya yang telah ada
sebelumnya. Dengan mekanisme ini program-program yang telah dibuat
sebelumnya tidak perlu dibangun ulang atau bila dimodifikasi,
modifikasinya minimum.
2. RFT/GridFTP (Reliable File Transfer/Grid File Transfer Protocol)
Komponen
ini dibuat agar pengguna dapat mengakses data yang berukuran besar dari
semua simpul komputasi yang telah tergabung dalam sebuah sistem
komputasi secara efisien. Hal ini tentu saja berpengaruh karena kinerja
komputasi tidak hanya bergantung pada kecepatan komputer yang tergabung
dalam mengeksekusi program, tapi juga seberapa cepat data yang
dibutuhkan dapat diakses. Data yang diakses juga tidak selalu ada pada
komputer yang mengeksekusi.
3. MDS (Monitoring and Discovery Service)
Komponen
ini dibuat untuk memonitoring proses komputasi yang sedang dijalankan
agar dapat mendeteksi masalah yang timbul dengan segera. Sedangkan
fungsi disovery dibuat agar pengguna mampu mengetahui keberadaan sumber
daya komputasi beserta karakteristiknya.
4. GSI (Grid Security Infrastructure)
Komponen
ini dibuat untuk mengamankan sistem komputasi grid secara keseluruhan.
Komponen ini membedakan teknologi GT4 dengan teknologi-teknologi
sebelumnya. Dengan menerapkan mekanisme keamanan yang tergabung dengan
komponen-komponen komputasi grid lainnya, sistem ini dapat diakses
secara luas tanpa sedikitpun mengurangi tingkat keamanannya. Sistem
keamanan ini dibangun dengan segala komponen yang telah diuji, mencakup
proteksi data, autentikasi, delegasi dan autorisasi.
2.5 Kelebihan Grid Computing
Beberapa kelebihan dari grid computing adalah:
1. Perkalian dari sumber daya: Resource pool dari CPU dan storage tersedia ketika idle.
2.
Lebih cepat dan lebih besar: Komputasi simulasi dan penyelesaian
masalah dapat berjalan lebih cepat dan mencakup domain yang lebih luas.
3.
Software dan aplikasi: Pool dari aplikasi dan pustaka standard, akses
terhadap model dan perangkat berbeda, metodologi penelitian yang lebih
baik.
4. Data: Akses terhadap sumber data global dan hasil penelitian lebih baik.
5.
Ukuran dan kompleksitas dari masalah mengharuskan orang-orang dalam
beberapa organisasi berkolaborasi dan berbagi sumber daya komputasi,
data dan instrumen sehingga terwujud bentuk organisasi baru yaitu
virtual organization. Organisasi virtual sebagai hasil kolaborasi
memberikan beberapa keuntungan lebih lanjut, di antarnya :
a. Sumber daya dan orang-orang yang tersebar ;
b. Dihubungkan oleh jaringan, melintasi domain-domain admin;
c. Berbagi sumber daya, tujuan bersama;
d. Dinamis;
e. Fault-tolerant, dan
f. Tidak ada batas-batas geografis.
2.6 Kekurangan Grid Computing
Kekurangan
pada grid computing yang lebih saya tekankan disini adalah mengenai
hambatan yang dialami oleh masyarakat Indonesia dalam mengaplikasikan
teknologi grid computing. Hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
Manajemen institusi yang terlalu birokratis menyebabkan mereka enggan
untuk merelakan fasilitas yang dimiliki untuk digunakan secara bersama
agar mendapatkan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat luas.
2. Masih sedikitnya sumber daya manusia yang kompeten dalam mengelola grid computing.
3.
Kurangnya pengetahuan yang mencukupi bagi teknisi IT maupun user non
teknisi mengenai manfaat dari grid computing itu sendiri.
Dengan
adanya beberapa manfaat dan hambatan mengenai tersedianya grid
computing di Indonesia, maka harus ada solusi yang berfungsi untuk
mewujudkan manfaat dan menghilangkan hambatan yang muncul tersebut.
Solusi itu antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Memberikan sosialisasi pada instansi pendidikan maupun institusi non
pendidikan mengenai manfaat serta biaya dengan menggunakan sistem
komputasi grid.
2. Kerjasama riset dan pengembangan antara departement dalam suatu perguruan tinggi dan industri.
3. Diberikannya mata kuliah tentang grid computing sehingga dapat menghasilkan generasi yang menguasai teknologi ini.
4. Adanya pengembangan aplikasi yang relevan dengan grid computing.
0 komentar:
Post a Comment