- Untuk memahami tujuan secara detail
- Untuk menspesifikasikan kebutuhan sehingga jelas dari sisi pengguna
- Mendeskripsikan
- Linear sequential Model (Model Sekuensial Linear)/Model Waterfall
Model ini adalah model klasik yang mengusung pengembangan perangkat
lunak yang sistematis, berurutan/sekuensial dimulai pada tingkat dan
kemajuan system pada seluruh persyaratan dalam analisis, perancangan
(desain), pengkodean, pengujian (testing), hingga ke tahap pemeliharaan
dalam membangun software (perangkat lunak). Berikut ini gambaran dari
Linear Sequential Model / waterfall model.
Gambar 1. The linear sequential model
Pada setiap tahapan dianalogikan bak air yang mengalir dari tempat
tinggi ke tempat yang lebih rendah, artinya sebuah proses baru bias
dilanjutkan setelah satu tahap awal selesai dengan sempurna.
Penjelasan tentang setiap tahapan dapat diringkas sebagai berikut:
Tahap analisis: pada tahap ini berlangsung proses
pengumpulan kebutuhan secara lengkap untuk dianalisis dan didefinisikan
kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibuat,
seperti memahami domain permasalahan, tingkah laku, unjuk kerja dan
interface (antar muka).
Tahap desain: proses ini melibatkan empat atribut
sebuah program yaitu struktur data, arsitektur, perangkat lunak,
representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural.
Tahap pengkodean: proses penterjemahan desain ke dalam bentuk bahasa mesin yang dapat dilakukan secara mekanis.
Tahap pengujian: proses ini dikerjakan setelah kode dirancang dan difokuskan pada fungsi dan jumlah kesalahan untuk diperbaiki.
Tahap pemeliharaan: meliputi penyesuaian atau
perubahan yang berkembang seiring dengan adaptasi perangkat lunak dengan
kondisi atau situasi sebenarnya setelah disampaikan kepada konsumen
atau pelanggan.
Kelebihan metode ini antara lain mudah diaplikasikan
karena urutan-urutan pengerjaan sudah sering dipakai; selain itu juga
cocok untuk software berskala besar dan yang bersifat umum; yang paling
penting, karena langkah-langkahnya sangat sekuensial, pengerjaan proyek
akan mudah dikontrol dan terjadwal dengan baik.
Namun, terdapat pula beberapa kelemahan yang menjadi
kekurangan dari metode waterfall ini, seperti kurang fleksibel,
dikarenakan rincian prosesnya harus benar-benar jelas dan tidak boleh
diubah-ubah. Apabila dikerjakan dengan melampaui tahap yang seharusnya
maka proses desain yang sebelumnya itu akan berubah total dan memakan
waktu yang banyak jika harus mengulang proses.
Model waterfal ini sangat sesuai digunakan dalam
pengembangan sistem perangkat lunak dan hardware yang luas dan apabila
kebutuhan pengguna telah dimengerti dengan baik. Selain itu, juga
apabila waktu yang tersedia juga masih cukup banyak.
2 Spiral Model/Spiral Boehm
Model ini mengadaptasi dua model perangkat lunak yang ada yaitu model
prototyping dengan pengulangannya dan model waterfall dengan
pengendalian dan sistematikanya. Model ini dikenal dengan sebutan
Spiral Boehm. Pengembang dalam model ini memadupadankan beberapa model
umum tersebut untuk menghasilkan produk khusus atau untuk menjawab
persoalan-persoalan tertentu selama proses pengerjaan proyek.
Gambar 5. Model Spiral Boehm
Tahap-tahap model ini dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut.
Tahap Liason: pada tahap ini dibangun komunikasi yang baik dengan calon pengguna/pemakai
Tahap Planning (perencanaan): pada tahap ini ditentukan sumber-sumber informasi, batas waktu dan informasi-informasi yang dapat menjelaskan proyek.
Tahap Analisis Resiko: mendefinisikan resiko, menentukan apa saja yang menjadi resiko baik teknis maupun manajemen.
Tahap Rekayasa (engineering): pembuatan prototipe
Tahap Konstruksi dan Pelepasan (release): pada tahap
ini dilakukan pembangunan perangkat lunak yang dimaksud, diuji,
diinstal dan diberikan sokongan-sokongan tambahan untuk keberhasilan
proyek.
Tahap Evaluasi: Pelanggan/pemakai/pengguna biasanya memberikan masukan berdasarkan hasil yang didapat dari tahap engineering dan instalasi.
Kelebihan model ini adalah sangat mempertimbangkan
resiko kemungkinan munculnya kesalahan sehingga sangat dapat diandalkan
untuk pengembangan perangkat lunak skala besar. Pendekatan model ini
dilakukan melalui tahapan-tahapan yang sangat baik dengan menggabungkan
model waterfall ditambah dengan pengulangan-pengulangan sehingga lebih
realistis untuk mencerminkan keadaan sebenarnya. Baik pengembang maupun
pemakai dapat cepat mengetahui letak kekurangan dan kesalahan dari
sistem karena proses-prosesnya dapat diamati dengan baik.
Kekurangan model ini adalah waktu yang dibutuhkan
untuk mengembangkan perangkat lunak cukup panjang demikian juga biaya
yang besar. Selain itu, sangat tergantung kepada tenaga ahli yang dapat
memperkirakan resiko. Terdapat pula kesulitan untuk mengontrol proses.
Sampai saat ini, karena masih relatif baru, belum ada bukti apakah
metode ini cukup handal untuk diterapkan.
Model Boehm sangat cocok diterapkan untuk
pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar di mana pengembang
dan pemakai dapat lebih mudah memahami kondisi pada setiap tahapan dan
bereaksi terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan. Selain itu,
diharapkan juga waktu dan dana yang tersedia cukup memadai.
0 komentar:
Post a Comment